Surah Maryam
Ayat 2-15, Nabi Zakaria dan Nabi Yahya
Nabi Zakaria adalah hamba Allah
Ayat 2 Surah Maryam menjelaskan bahwa yang akan diceritakan saat ini adalah rahmat Allah kepada hamba-Nya, yaitu Nabi Zakaria
Ayat 2
ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا
(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,
Nabi Zakaria saat itu sedang melakukan ibadah kepada Allah, yaitu berdoa
Ayat 3
إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا
(yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.
Seperti apa do'a Nabi Zakaria?
Ayat 4
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُن بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.
Dari ayat ini kita tahu bahwa saat itu Nabi Zakaria telah tua, dan hingga masa tuanya: beliau tidak pernah kecewa berdo'a kepada Allah.
Renungan
Sudahkah tulang kita lemah?
Sudahkah kepala kita dipenuhi uban?
Pernahkah kita kecewa berdo'a kepada Allah?
Ayat selanjutnya ...
Ayat 5
وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِن وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا
Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu.
Lebih spesifik, Nabi Zakaria berdoa memohon anak
Jadi, Nabi Zakaria yang telah lemah tulangnya dan rambutnya beruban, di usia itu beliau belum Allah karuniakan anak?
Perhatikanlah wahai saudaraku, dalam usia tua, belum Allah karuniakan anak, istrinya tua, beliau berkata: Aku tidak pernah kecewa berdoa kepada-Mu, Rabb-ku.
Tidakkah kita malu dan meneteskan air mata ketika mengingat, bahwa kita masih muda, dan sudah merasa kecewa meminta kepada Allah?
Perhatikanlah bagaimana orang beriman mengerti bahwa tidak ada kekecewaan pada berdoa memohon kepada Allah, Allah Ar-Rahman
Ayat 6
يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ ۖ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.
Lebih spesifik lagi, Nabi Zakaria memohon anak yang akan mewarisi dari keluarga Ya'qub.
Siapa Ya'qub disini?
Tentu saja Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim
Dan Nabi Zakaria memohon anak yang Allah ridho kepada anak ini, kita kenal sebagai anak yang sholeh
Ayat 7
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَل لَّهُ مِن قَبْلُ سَمِيًّا
(Allah berfirman), “Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.”
Betul, Allah memberi kabar gembira kepada hamba-Nya, Nabi Zakaria, yang telah tua, dan istrinya juga tua, dengan seorang anak laki-laki yang Allah beri nama Yahya, nama yang belum pernah ada sebelumnya.
Bukankah orang yang telah lemah tulangnya, beruban rambutnya sudah sangat tua?
Berapa banyak kita melihat orang yang sudah dalam tahap itu, memiliki anak?
Apalagi istrinya pun telah tua?
Ayat 8
قَالَ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا
Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?”
Nabi Zakaria pun takjub dengan kabar gembira tersebut. Beliau penasaran, bagaimana dia bisa memiliki anak dengan (belum kita singgung hingga sekarang, tapi di ayat 5 pun sebenarnya telah dijelaskan) istrinya yang mandul, dan beliau sendiri sudah sangat tua
Ayat 9
قَالَ كَذَٰلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِن قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا
(Allah) berfirman, “Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, “Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”
Allah berfirman bahwa hal itu mudah bagi Allah.
Ayat 10
قَالَ رَبِّ اجْعَل لِّي آيَةً ۚ قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلَاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا
Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Allah) berfirman, “Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat.”
Nabi Zakaria meminta tanda kepada Allah agar tentram hatinya
Ayat 11
فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَىٰ إِلَيْهِمْ أَن سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا
Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang.
Nabi Yahya
Ayat 12
يَا يَحْيَىٰ خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا"
”Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.” Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak,
Ayat 13
وَحَنَانًا مِّن لَّدُنَّا وَزَكَاةً ۖ وَكَانَ تَقِيًّا"
dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertakwa,
Ayat 14
وَبَرًّا بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُن جَبَّارًا عَصِيًّا
Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.
Ayat 15
وَسَلَامٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا
Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?”